Senin, 25 Februari 2013
[Fanfiction Bisma Smash] 3 Permintaan Princess
“Dasar, selalu saja aku yang disuruh mengambil bola. Mereka tidak tahu apa? Rumah ini kan menyeramkan!” gumam Princess geram. Ia mengendap-endap masuk ke rumah kosong itu, dan memungut bola basketnya. Namun matanya tertuju pada sebuah lampu ajaib yang mencolok. Princess mendekati benda itu, dan terbelalak menatap benda itu.
“Legenda lampu ajaib. Hmm..” gumam Princess lalu meraih lampu ajaib itu. Ia menggosoknya tiga kali, seperti yang ada di dongeng-dongeng. Tiba-tiba seorang pria muncul di hadapan Princess. Pria itu sangat tampan dan gagah.
“Haa! Thanks you!” Ucap pria itu girang. Princess yang ketakutan itu mundur satu langkah,
“Kau siapa? Jin? Jin botol?” tebak Princess gugup
“Ya, seperti itulah.. Lalu, aku akan memberimu 3 permintaan sebagai rasa terimakasihku. Silahkan,”
“Tapi, ku kira Jin botol hanyalah dongeng!”
Jin itu menghela nafas,
“Nyatanya tidak. Aku memang benar ada! Dan kini di hadapanmu!” ucapnya girang. Princess masih tidak mengerti dan geleng-geleng,
“Ini gila!” ucap Princess sambil meninggalkan rumah kosong itu. Ia menuju lapangan basket lagi, namun Jin itu membuntutinya. Princess merasa dirinya diikuti dari belakang, ia menengok dengan perasaan dongkol.
“Kenapa kau mengikutiku!” ucap Princess geram
“Sebelum memberikanmu 3 permintaan, aku tidak akan boleh pulang ke Khayangan. Kau mengerti?” nada Jin itu tampak santai
“Aku tidak sedang ingin meminta apa-pun! Kau mengerti?” Princess melototkan bola matanya. Kemudian, 3 teman main Princess datang menghampiri Princess.
“Kenapa kau lama sekali?” tanya Wika merebut bola basket itu.
“Aku bertemu Jin gila!” kata Princess sambil menunjuk-nunjuk Jin rupawan itu. Wika, Dwi dan Ayu geleng-geleng tak mengerti. Karena memang tak ada siapa-pun disitu,
“Siapa yang kau maksud? Apakah kau terlalu terobsesi pada Aladin dan Lampu Ajaib-nya?” tanya Dwi geram
“Kalian tak melihatnya!” Princess menunjuk lagi ke arah Jin itu. Jin berbehel itu hanya tertawa terbahak-bahak, “Bahkan sekarang dia tertawa.”
“Kau ini kenapa? Ada yang tak beres di dirimu! Pulanglah,” usir Ayu. Princess menggeleng,
“Ia benar ada! Aku melihatnya, oh percayalah.”
“Kau .. Memang sudah gila. Pergilah sebelum kau merusak moodku!” usir Wika. Princess menundukkan kepalanya dan berjalan pulang. Jin itu pun membuntuti Princess sampai di rumah.
>>>>>
Princess merebahkan tubuhnya di kasur. Jin itu dengan santainya, duduk diatas meja belajar Princess.
“Gara-gara kau, aku dianggap gila oleh teman-temanku!” ucap Princess sinis.
“Karena memang hanya kau yang bisa melihatku! Hahaha.” Tawanya membahana
“Jin macam apa sih kau? Dan, sepertinya kau Jin yang sangat modis. Jin berbehel? Oh tuhan, ada-ada saja.”
“Aku akan lebih tampan dan menarik jika mengenakan behel. Ya kan?”
“Ah, ti..dak.” dusta Princess. Karena sebenarnya, Princess merasa karena Jin yang kira-kira seumuran dengannya itu memang tampan.. Dan rupawan.
“Oh, baiklah!” Jin berambut acak-acakan itu mengalah. “Siapa namamu?”
“Aku Princess. Evelyiena Princess.”
“Dan aku, Bisma. Bisma Karisma. Senang bertemu denganmu! Karena kau menyelamatkan hidupku. Beratus-ratus tahun aku terkurung di botol sialan itu. Akhirnya, kini aku bebas! Yeay!” ucapnya nampak gembira
“Ah dasar.” Princess lalu bangun dari ranjang dan mengambil buku matematikanya,
“Besok aku ujian matematika, aku harus belajar. Maka, aku minta kau untuk diam!” ucap Princess ketus.
“Ya ya! Tapi aku boleh kan tinggal bersamamu disini? Sampai 3 permintaanmu terpenuhi.”
“Terserah.”
“Yes! Lalalala... Dudududumm....mm...” Bisma membuat gaduh suasana.
“Hey! Diamlah! Aku sudah bilang aku butuh belajar!” kata Princess marah
“Ya tuhan. Emm, maafkan aku! Aku sungguh rindu akan bernyanyi. Selama di dalam botol brengsek itu aku tak pernah menyanyi lagi.” Ucap Bisma nampak sedih
“Oke, aku maklum. Sekarang, diamlah.” Lalu Bisma duduk disamping Princess dan menopang kepalanya dengan tangan. Bola mata Bisma tidak berhenti memperhatikan Princess, yang cantik. Princess merasa dirinya sedang diperhatikan, lalu ia melotot ke arah Bisma,
“Sedang apa kau?” Princess tampak geram
“Memperhatikanmu. Siapa yang memberimu nama? Hmm.. Princess. Nama yang bagus, untuk mendeskripsikanmu. Matamu bulat, indah berwarna biru. Hidungmu tak terlalu mancung, namun lumayanlah. Bibirmu sangat tipis, jadi setiap kau tersenyum, aku menyukainya. Rambutmu lurus dan panjang, walau berwarna coklat pirang namun itu sangat cocok.” Ungkap Bisma. Mendadak kedua belah pipi Princess berwarna merah, semerah ceri.
“Aku tidak bisa fokus kalau begini. Baiklah, aku tidur saja!” Princess mengalihkan pembicaraan, lalu ia berbaring di kasur. Menutupi wajahnya yang merona karena dipuji oleh Bisma.
“Selamat malam, Pricy!” ucap Bisma.
>>>>>
Princess sedang mengucir dua rambutnya, namun bawahnya agak sedikit dibuat ikal. Bisma, Jin pemalas yang baru bangun tidur itu memperhatikan Princess sedang berbenah,
“Kenapa kau mengucir rambutmu?” tanya Bisma penasaran
“Agar tampak lebih cantik. Eh, nanti aku mau sekolah. Kau jangan ikut ya!”
“Kenapa tidak boleh?”
“Yah, menurutlah padaku!”
“Oh, kau jahat.”
“Biar! Ya sudah, aku mau berangkat sekolah. Ingat, jangan ikut denganku!” Princess meninggalkan kamar dan berangkat menuju sekolah.
Princess sudah sampai disekolah, langkahnya terhenti di pinggiran lapangan basket, ia memperhatikan Dicky, pria idamannya sedang bermain basket. Princess bahkan tidak berkedip sekalipun memperhatikan setiap detail permainan Basket Dicky, sudah lama Princess mengagumi Dicky.
“Apa bagusnya dia? Lebih tampan diriku.” Ujar seseorang dengan angkuhnya. Refleks, Princess menengok, dan mendapati Jin sialan itu disampingnya.
“Kenapa kau bisa sampai disini?!”
“Tentu bisa. Hanya dengan menjetikkan jariku, aku bisa sampai ke tempat yang ku inginkan.” Jawab Bisma santai
“Tapi kau hanya akan merusak acaraku hari ini. Kau mengerti? Huh.”
“Aku berjanji tidak akan mengacau hari ini. Tenanglah,” Bisma mengedipkan sebelah matanya.
“Baiklah,” Princess melangkah penuh keraguan ke kelas.
>>>>>
Mr. Vincent berjalan cepat menuju kelas Princess. Begitu kagetnya Princess mengetahui guru killer itu memasuki kelas Princess,
“Oh, tuhan.” Gumam Princess gugup. Bisma yang sebelumnya asik dengan kukunya, kini ikut menatap Mr. Vincent yang mulai membagikan soal ujian kepada siswa.
“Siapa dia?” tanya Bisma penasaran
“Guru matematika. Semalam aku tidak belajar! Huh, gara-gara kau!” bisik Princess pelan.
“Bukannya kau yang memutuskan untuk tidur,?” Bisma nampak sewot
“Ah! Lupakan! Sekarang bagaimana aku mengerjakan soal-soal tak bermutu itu!” Mr. Vincent memperhatikan Princess yang berbicara sendiri sedari tadi. Mr. Vincent pun mendekati bangku Princess,
“Kau bicara dengan siapa?” tanya Mr. Vincent heran. Princess menggeleng,
“Ti..dak Mister!” bantah Princess gelagapan
“Oh ya sudah. Ini, kerjakan dengan baik.” Princess menerima soal ujian itu dengan keringat dingin. Bisma hanya terkikik melihat raut wajah Princess yang ketakutkan.
“Tak perlu segugup itu, Pricy.” Ujar Bisma enteng. Princess masih terbelalak menatap deretan angka di selembar kertas itu. Bolpen mulai ia genggam, dan menuliskan namanya di kertas jawaban.
“Bisakah aku menggunakan 1 permintaanku?” pinta Princess pada Bisma
“Tentu Nona, silahkan.” Bisma mengedipkan sebelah mata.
“Aku ingin kau mengerjakan soal-soal ini. Dan pastikan, aku mendapat nilai 100.”
“Itu mudah, kemarikan bolpoinmu?” Bisma secepat kilat meraih bolpen itu dan mengerjakan soal-soal matematika itu dengan mudah. Princess sempat merasa bingung melihat kemampuan Bisma. Dan tak sampai 5 menit soal itu selesai sudah. Princess tersenyum senang,
“Kau hebat!!” kata Princess setengah berteriak. Suasana kelas yang hening, tiba-tiba semua mata menatap ke arah Princess yang berbicara sendiri.
“Kau butuh type-x, Princess?” tawar temannya, memastikan keadaan princess baik-baik saja
“Tidak. Emmm, Mister saya sudah selesai.” Princess mengumpulkan hasil kerjanya, maksudnya, hasil kerja Bisma ke meja depan. Semua siswa tercengang menatap Princess. Princess tersenyum ceria menatap Bisma yang kini ada di belakang Mr. Vincent tepat.
>>>>>
“Yang tadi itu, luar biasa!” kata Princess. Ia menyeruput jus jeruknya, sambil berkata pada Bisma
“Itu hal biasa saja. Oh ya, berarti tinggal 2 permintaan lagi.”
“Yah.. Bolehkan aku meminta 3 permintaan lagi?”
“Enak saja! Tidak boleh.” Bisma menghela nafas, “kenapa tidak kau gunakan 2 perimntaanmu untuk meminta barang saja? Dengan begitu aku bisa cepat pulang ke Khayangan.”
“Aku tidak ingin barang, atau uang. Aku punya banyak dirumah!” jawab Princess angkuh
“Oh, baiklah.” Bisma memasang wajah cuek. Tiba-tiba pandangan Princess teralih pada Dicky yang lewat di depannya, Princess tak berhenti menatapi Dicky yang tampan itu.
“Bahkan ia tak setampan aku! Kenapa kau menyukainya?” tanya Bisma sewot.
“Diamlah! Kau tidak bisa membaca pikiranku kan?” tanya Princess sambil memandang serius ke wajah Bisma
“Ku harap juga begitu.”
“Kau akan selalu membaca pikiranku? Apapun kau bisa tahu? Oh, man!” Princess menatap jenuh ke arah wajah innocent Bisma.
“Apapun aku bisa tahu. Termasuk perasaanmu. Dududumm..” Bisma nampak kurang serius.
“Ah, tidak waras!” kata Princess beranjak pergi. Kemanapun langkah Princess, Bisma akan selalu mengikuti.
“Kau mau ikut denganku? Aku mau ke toilet!” kata Princess
“ya, jika kau memperbolehkan?” canda Bisma.
“Dasar! Pergi sana!” cegah Princess.
>>>>>
Princess lelah seharian ini. Kemana pun ia pergi, Bisma akan selalu ikut. Ruang gerak Princess terasa tidak luas, dan siang ini Princess merebahkan tubuhnya di kasur. Disebelahnya ada Bisma.
“Bagaimana tentang permintaan keduamu?” tanya Bisma memulai pembicaraan
“Entahlah, belum terpikir.”
“Cepatlah, dalam berpikir! Aku butuh pulang ke Khayangan.. Hmm.”
“Apa kau mempunyai orangtua?” tanya Princess sambil memiringkan tubuh, menghadap ke arah Bisma
“Aku tidak tahu.” Bisma nampak sedih, “Kau sendiri?”
“Orang tuaku bercerai.” Jawab Princess, “Bagaimana jika aku meminta kau untuk mempersatukan kedua orangtuaku lagi?”
Bisma menghela nafas.
“Aku tidak bisa. Hal yang tidak bisa ku lakukan adalah merubah takdir yang sudah terjadi! misalnya membangkitkan orang mati, menyatukan dua pasangan yang sudah saling tak mencinta, atau merubah perasaan seseorang. Dan banyak lagi hal yang tidak kubisa. Aku Jin yang kurang, bahkan tidak sempurna.”
Princess tersenyum, “Manusia pun, tak ada yang sempurna.”
“Ya! Aku setuju.”
“Bagaimana, jika permintaan keduaku.. Aku minta padamu agar membuat Dicky jatuh cinta padaku. Bagaimana? Bisa tidak?” Wajah Princess tampak penuh harap
“Aku sudah bilang. Aku tidak bisa merubah perasaan seseorang! Mungkin di perasaan Dicky sudah ada wanit lain. Bukan kau!” Bisma nampak jengkel, “Dan kalaupun aku bisa melakukannya, aku tak mau melakukannya.”
“Kenapa kau bisa tahu kalau Dicky sudah punya pacar? Dan kenapa kau tak mau melakukan hal itu? Padahal terserahku kan!” Princess hampir mengamuk
“Aku bisa melihat dari wajah Dicky, Dicky memiliki pacar seorang Model. Hmm, aku tidak akan melakukan hal itu. Karena jika kau berpacaran dengannya, kau akan sakit hati, Pricy! Dicky seorang playboy. P-LA-Y-B-O-Y!”
“Bilang saja, kau cemburu.”
“Apa? Masa iya, aku jatuh cinta pada manusia yang baru ku temui kemarin sore? Haha, lucu sekali, Pricy!”
“Stop memanggilku ‘Pricy’.” Larang Princess
“Aku lebih suka memanggilmu seperti itu.” Bisma menghela nafas, “Karena kau lucu!!” Bisma mencubit pipi Princess.
“Kau bisa menyentuhku?” Princess mengusap pipinya yang merah.
“Hmmm, ya! Keren kan?” Bisma mengacak-acak rambut Princess. Princess tersenyum melihat ulah Bisma, Lalu mereka saling bersitatap..
‘Andai aku manusia, aku ingin memilikimu.’ Gumam Bisma dalam hati.
>>>>>
Pagi menjelang. Princess bangun lebih duluan dari Bisma, dan mandi duluan.
“Bisma! Bangun, Bisma..” kata Princess mengoyak tubuh Bisma
“Apa?” ia terbangun langsung
“Ayo Jin pemalas. Aku ingin meminta permintaan keduaku!”
“Oh, yah yah. Baiklah. Apa?”
“Rubahlah diriku secantik mungkin!” pinta Princess tersenyum
“Sepertinya dirimu sudah cantik. lalu mau di apakan lagi? Nanti kau tambah cantik!” protes Bisma
“Sudahlah. Buatlah diriku tampak bersinar, cantik, haha. Ayolah.”
“Aku tidak mau. Nanti banyak lelaki yang terpikat padamu.” Bisma mulai manyun, “Bagaimana jika Dicky terpikat padamu?”
“Justru itu! Aku ingin Dicky terpikat padaku. Ayolah Bisma. Tolong aku.” Wajah Princess tampak sangat berharap. Dengan rasa berat hati, Bisma menjentikkan jarinya, dan ‘tring’ ! Seketika, Princess lebih cantik dari sebelumnya. Lebih cantik, dari seorang princess biasa.
“Apa aku sedang melihat bidadari?” tanya Bisma mengucek-ucek matanya. “Kau lebih dari sempurna,”
“Oh ya? Kau Lelaki tampan kedua dalam hidupku, maksudku setelah Dicky, mengatakan bahwa aku cantik. bagaimana pendapat Dicky? Oh, aku ingin berangkat sekolah sekarang! Dadah!” Princess berlari sambil menenteng tas sekolahnya. Sementara Bisma merasakan feeling tidak enak hari ini. Apa yang akan terjadi pada Princess? Bisma ragu-ragu. Ia memutuskan tidur lagi karena tubuhnya lelah! Dasar Jin pemalas.
>>>>>
“Princess! Kaukah itu?” Dengan refleks, Dicky memeluk Princess dari belakang. Tak biasanya pria ini mau mengobrol dengan Princess.
“Ya, ini aku Ky.” Princess hatinya berbunga-bunga!
“Surprise sekali. Cantik,” Dicky menjawil dagu Princess, “Maukah malam ini kau dinner bersamaku? Atau, kubilang kencan.”
“Tawaranmu menarik.” Princess mengedipkan sebelah mata. Apa yang dirasakan Princess? Tentu rasa gembira, bahagia bukan kepalang! Pria tertampan seantero mengajaknya makan malam bersama. Bagi Princess, itulah ajakan termenarik dalam hidupnya. Princess tak henti-hentinya mengucap syukur atas ajakan Dicky.
>>>>>
“Aku pulaaang.” Begitu memasuki kamar, senyum Princess belum luntur.
“Bahagia sekali kau,” Bisma mengutak-atik handphonenya, entah darimana ia mendapatkannya, “Ada apa?”
“Dicky mengajakku dinner!” Ucap Princess girang, ia memeluk Bisma yang berwajah ‘innocent’
“Apa?! Jangan, lebih baik jangan!”
“Kenapa?” Princess melepaskan pelukannya.
“Entahlah, feelingku tidak enak Pricy. Jangan kau pergi, atau kau menyesal!”
“Berhenti mengatur hidupku, Bisma. Atau, bagaimana jika permintaanku ketiga, aku memintamu untuk pergi dari hadapanku, selamanya?” ancam Princess
“Tidak! Jangan lakukan itu Princess! Aku hanya ingin melindungimu! Aku tidak ingin kau tersakiti.” Raut wajah Bisma nampak serius, “karena aku mencintaimu.” Bisma menundukkan kepalanya
“Hah! Itu sangat lucu. Aktingmu menarik! Ah, sudahlah. Aku tetap akan pergi malam ini bersama Dicky! Jangan mentang-mentang kau memiliki kekuatan sihir, lalu nanti malam kau datang ke pesta kami berdua.. Dan di saat Dicky akan menciumku.. lalu kau datang dan mengacaukan segalanya! Oh, Bisma. Jangan lakukan itu atau kau ku tendang selamanya.” Ancam Princess lalu meninggalkan Bisma. Bisma termenung sebentar, memikirkan ucapannya tadi. “KARENA AKU MENCINTAIMU.” Kata-kata yang tak sengaja diucapkan oleh Bisma. Apa rasanya jika kau menjadi Bisma? Uh, oh. Ternyata Jin seperti Bisma juga bisa merasakan Cinta.
>>>>>
“Kau yakin mau berangkat, malam ini Pricy?” tanya Bisma khawatir
“jangan memanggilku Pricy, sialan.” Umpat Princess
“Baiklah, Princess!” Bisma mengalah, “Jaga dirimu.”
“Oh tentu! Jika bersama Dicky aku akan aman, terjaga seutuhnya. Karena dia manusia, ia tahu cara memperlakukan manusia!” sindir Princess
“Jadi karena aku Jin, aku tidak bisa memperlakukan manusia dengan baik?” Bisma berkata, namun tak tampak tersinggung
“Aku tak bilang begitu.”
“Aku bahkan tahu apa yang diinginkan manusia! Aku dulu juga manusia! Aku bahkan sangat mirip manusia, dan aku bisa saja meniduri manusia sepertimu!” ucapan Bisma nampak serius
“Brengsek! Diam kau! Aku lebih rela jika Dicky yang meniduriku.” Ucap Princess angkuh
“Tunggu saja nanti,” Bisma menghela nafas, “Apa yang terjadi malam ini.”
“Oh terima kasih atas pesanmu, Bisma! Aku pergi.”
Kini Bisma sendirian di rumah. Tak mungkin ia menyusul ke restauran tempat Princess dan Dicky. Karena ia tak mau berpisah dari Princess untuk beberapa saat. Apa yang bisma rasakan? Kehilangan Princess malam ini.
“Harusnya malam ini, aku mencium Princess.” Gumam Bisma bersedih.
>>>>>
Blam! Princess membuka pintu kamar dengan kasar. Rambutnya acak-acakan, matanya sembab, hak sepatunya copot. Bisma menyipit menatap Princess,
“Kau kenapa Princess?”
“Entahlah!” Princess menekuk wajahnya. Bisma mendekati Princess perlahan, dan Princess membenamkan kepalanya di dada Bisma, ia menangis.
“Apa yang kau katakan benar! Dicky seorang bajingan.” Ucap Princess menangis
“Sudahlah, semua sudah terjadi.” Bisma mengelus rambut Princess, “Coba kalau kau mendengarkan perkataanku tadi.”
“Ya! Aku salah, huhuhu.” Princess langsung merebahkan diri di kasur. Gaun merahnya tampak sobek.
“Kenapa gaunmu sobek?”
“Tadi ditengah jalan ada anjing yang mengejarku, ia sukses menggigit gaunku. Sial.”
“Haha!”, Bisma tertawa agak histeris
“Aku sudah memikirkan permintaan terakhirku.” Princess menghela nafas panjang,
“Baguslah! Apa? Semakin cepat kau memintanya, semakin cepat aku bisa pulang. Aku rindu teman-teman Jinku!”
“Tapi tidak sekarang,” , “Aku belum siap.”
“Ah, lama~a. Baiklah, ku tunggu sampai besok. Dan, ini sudah larut malam! Aku ingin tidur.”
“Ya, selamat tidur pangeran.” Ucap Princess
“Apa?”
“Tidak jadi.”
>>>>>
Princess menatap jam dindingnya. Tik-tok-tik-tok, suara jarum jam itu. Princess akan mengungkapkan permintaan terakhirnya hari ini. Sebenarnya ia ragu, tiba-tiba..
“Pricy! Aku dapat tanda tangan Agnes Monica! Haha!” ucap Bisma girang
“Lalu?”
“Menakjubkan, ya!”
“Ah, tidak.”
“Dasar! Oh ya, masalah permintaan terakhirmu, kau minta apa?” Princess berdiri melangkahkan kakinya mendekati Bisma yang di ambang pintu.
“Aku ..” Princess dengan cepat memeluk tubuh Bisma. Memang tidak transparan!
“Apa-apaan?” Bisma segera berjengit, “Aku bisa menebak permintaan terakhirmu.” Bisma menatap kosong ke arah Princess
“Kau bisa membaca pikiran kan. Dan, kau benar tahu apa permintaan terakhirku?,” “Aku minta kau jadi pacarku.”
“Sudah kuduga!” Bisma menghela nafas, “Kau gila! Kau ingin memacari Jin?” Bisma geleng-geleng
“Entahlah! Semenjak aku menyelamatkanmu saat itu, ya aku rasa kau adalah Jin yang baik dan, memang kau tampan. Hatimu juga baik!”
“Aku tidak bisa.” Bisma menyembunyikan wajah sedih, “Karena...”
“Kau tidak menyukaiku?!”
“Tidak! Aku, aku sangat sangat menyukaimu. Aku mengagumi Pricy.” Bisma memeluk Princess dengan cepat. “Kita berbeda alam, berbeda segala-galanya! Coba jika aku ditakdirkan sebagai manusia. Aku akan memacarimu sejak dulu, namun sayang aku seorang Jin. Jin tidak akan pernah berjodoh dengan manusia.”
“Kenapa?” tanya Princess polos. Kini butir demi butir air mata Princess jatuh
“Aku tidak tahu. Itu sudah ketentuan.”
“Kalau begitu, aku memintamu menjadi manusia! Bisa kan? Dengan begitu, kita bisa pacaran!” Princess tampak girang.
“Sebelum berkata, pikirkan terlebih dahulu! Bagaimana aku bisa merubah diriku sendiri menjadi manusia? Aku tidak bisa Princess!”
“Lalu..”
“Lupakan aku, anggap aku tidak pernah ada dalam kehidupanmu!”
“Tidak bisa Bisma! Fenomena ini aneh, aku mencintai Jin gila sepertimu. Aku tidak ingin melupakanmu, mengerti!” Princess berucap, “Karena kau cinta pertamaku.”
Dalam beberapa detik, mereka saling bersitatap. Bisma bisa mengerti perasaan Princess. Princess tak henti-hentinya menangis.
“Baiklah! Aku minta kau pergi selama-lamanya dari hidupku! Jangan pernah kembali. Hapus semua ingatanku tentangmu! Aku muak pada Jin botol yang tak tahu diri sepertimu! Pergi!!!” Princess menjatuhkan dirinya ke sofa, larut dalam tangis. Bisma dengan rasa berat hati, ia mengelus pelan bahu Princess. Princess masih menangis dan menutupi wajahnya dengan bantal. Dalam beberapa detik, Bisma menghilang. Princess segera tersadar saat merasakan suasana begitu hening. Ia mendapati Bisma tak lagi ada disini.
“Aku.. Aku kan hanya main-main dengan ucapanku? Bisma... Bisma!!” Teriak Princess penuh penyesalan. Disampingnya tergeletak sebuah buku Diary dengan kunci pengait, diraihnya buku itu.
Anything About Princess.
Aku menuliskan diary ini untuk Princess, karena aku tahu suatu saat aku tidak akan ada lagi di sampingnya, untuk selamanya.
Hari ini rasanya beda saat seorang gadis menyelamatkanku dari kepungan botol brengsek itu. Namanya Princess, ia gadis yang manis dan baik. Aku adalah seorang Jin tak tahu diri yang berani mencintainya..
Aku merasa diriku pantas untuk memacari Princess! Itupun andaikan aku seorang manusia. Aku hanyalah Jin! Aku juga akan berjodoh dengan Jin suatu saat nanti. Sesalku, mengapa aku tidak jadi manusia saja? Agar setiap hari bisa melihat senyum manis Princess, setiap hari bisa memeluk Princess, bahkan suatu saat bisa membangun bahtera rumah tangga bersama Princess! Namun, ku rasa itu hanya khayalku. Princess juga sudah memiliki namja favoritnya. Ia bernama Dicky., jujur saja, aku dan Dicky lebih tampan diriku. Mengapa Princess bisa tergila-gila pada Dicky ya?
Oh, dan begitu aku merindukan rumahku di khayangan sana. Aku ingin pulang, namun aku juga tak sanggup meninggalkan gadis tersayangku ini! Princess, aku mencintaimu. Ini gila! Andai ia juga menyukaiku bagaimana? Aku tidak boleh berlama-lama di bumi. Maka dari itu, hanya dengan buku diary ini aku ingin Princess mengetahui perasaanku. Jika suatu saat aku bisa kembali ke bumi, aku akan mengunjungimu Princess! Namun, barusan kau sendiri melarangku untuk bertemu denganmu lagi. Permintaanmu sudah ku kabulkan, dan aku berjanji tidak akan menemuimu lagi. Untuk besok, besok, besok dan selamanya!
Dah Princess.
~THE END~
[Fanfiction Bisma Smash] Valentine for Valentine
Hari ini hari VALENTINE. Beberapa anak gadis tampak ceria pagi ini, dengan balutan baju atau dress dan atribut serba PINK. Di tangannya membawa bingkisan coklat untuk pria yang ia sukai. Tidak denganku! Namaku Valentine. Bukan karena aku lahir saat hari Valentine, tapi ibuku kehabisan akal untuk memberiku nama. Aku bahkan sangat tidak menyukain hari Valentine. Hari terburuk bagiku, tidak memiliki pasangan, atau sahabat untuk bertukar coklat.
Ku langkahkan kakiku melewati lapangan basket. Disitu ada Ayu dan Dicky, mereka tampak manis sekali. Ayu dengan malu-malu menyerahkan sebatang coklat yang diberi pita berwarna pink agak tua, dan Dicky menerimanya dengan senang hati.
Sedang di dekat Lab IPA, Dwi menyodorkan sebatang coklat yang dibungkus kotak kado untuk Reza. Dan, aku bertemi Wika sedang kesulitan memberi pita untuk coklatnya,
“Bisakah kau membantuku?” tanya Wika penuh harap. Aku menggeleng,
“Aku tidak bisa membuat pita. Maaf.”
“Apakah hari ini kau tidak memberikan coklat pada pria favoritmu?” tanya Wika lugu
“Siapa? Aku benci Valentine. Membosankan.”
“Ya, aku tahu kau menyukai Bisma. Dan ini waktu yang tepat untuk kau menyatakan perasaanmu, dengan coklat..” kata Wika. Ya, ku akui aku menyukai Bisma sudah sejak lama. Tapi aku takut padanya! Dia terlalu galak dan sadis terhadapa wanita. Wanita yang mendekatinya selalu dicuekkin, aku tahu itu,
“Oh tidak Wik. Aku takut memberikan coklatku untuknya,” kataku gugup
“Kenapa tidak? Cobalah. Hmm, eh Morgan! Sebentar ya, aku mau memberikan coklatku pada Morgan. Dadah Valen..!!” Wika meninggalkanku. Tapi setelah ku pikir-pikir, saran Wika benar juga. Apa salahnya, aku mencoba memberikan coklatku kepada Bisma? Aku segera mengecek coklat yang ku bawa di tasku. Sudah ku beli seminggu yang lalu, bahkan sepertinya sudah tak layak di makan. Coklat itu sudah patah menjadi dua bagian, dan apakah pantas ku berikan pada pria tertampan seantero dunia macam Bisma? Aku ragu. Tapi, baiklah aku akan coba!
>>>>>
Suasana kelas sedang sepi, yeay! Tak ada guru yang mengajar pagi ini. Aku memutuskan memberikan coklatku pada Bisma, baiklah aku yakin pada diriku sendiri. Ku langkahkan kakiku ke mejanya, sambil tangan kananku menyembunyikan coklat itu di balik punggungku,
“Hei Bisma.” Sapaku. Ia terbelalak menatapku,
“Apa?”
“Kau sudah menerima coklat dari siapa saja hari ini?” tanyaku berbasa-basi
“Hmmm, tidak penting bagimu.”
“Oh. Baiklah, tolong terimalah coklatku!” Aku menyerahkannya seraya kepalaku menunduk. Aku tak tahu apa komentarnya tentang coklatku. Ia memungutnya dari tanganku, dan memperhatikan label dan merknya. Di ceknya bentuk coklat itu yang sudah tak karuan. Ia berkata:
“Coklat murahan. Tak berbentuk pula. Sudah seminggu kau menyimpannya, huh.” Ia mengembalikan coklat itu padaku. Bagaimana ia tahu? Kalau coklat itu aku beli tak sampai 2 dollar. Dan bagaimana ia tahu? Kalau coklat itu sudah seminggu di tasku.
“Kau bisa tahu?”
“Ya tentu!”
“Dan, kau tak ingin menerimanya? Maaf ini coklat murahan. Aku tidak memiliki cukup uang untuk membeli coklat mahal, yang enak.” Sesalku. Ia menggeleng,
“Aku muak dengan coklat.” Katanya sambil membuang muka dariku
“Kenapa kau selalu memperlakukan wanita seperti ini? Apakah kau tahu perasaanku?” tanyaku HAMPIR SAJA MENANGIS
“Oh, maaf jika aku menyinggungmu. Aku tahu semuanya, karena ayahku memiliki pabrik coklat sendiri. Dan setiap pagi, aku harus mengulum coklat-coklat yang membuat perutku enek itu. Maka dari itu, aku benci coklat. Jangan memberiku coklat di hari Valentine, semoga ini terakhir kalinya.” Ia bergidik lalu pergi begitu saja. Kau tahu perasaanku? Dipermalukan di depan banyak siswa! Kenapa tadi aku tidak menonjok wajahnya saja, ya? Agar dia tahu rasa. Sayang, ia keburu pergi dan aku tidak bisa menahan air mataku untuk keluar.
>>>>>
“Oke, lupakan hal tadi.. Lupakan.. Lupakan.. Valentine lupakan!!” teriakku pada diriku sendiri. Lagi-lagi ku coretkan tinta bolpen-ku ke buku Diaryku, menulis catatan suram hari ini. Sore ini ibuku pergi menjual kue, dan kau tahu? Kue hari ini bertema Valentine juga. Serba coklat, dan berwarna pink!! Aku jadi muak dengan coklat. Aku anak tunggal di keluargaku, ayahku menghilang. Entah, mungkin ia dimakan beruang salju.
‘ting tong ting tong’ seseorang memencet bel rumahku. Aku segera membukakan pintu rumah, mungkin saja Siwon SuJu sedang mencariku. Dugaanku salah. Pria rupawan, bertubuh agak kecil dan membalut tubuhnya dengan mantel tebal. Siapa lagi kalau bukan si jagoan!! BISMA KARISMA.
“Mau apa kau? Memberiku coklat?” tanyaku tanpa menatap wajahnya.
“Maaf, soal tadi pagi.” Ucapnya, nadanya pun tak tampak menyesal
“Oh ya! Tentu aku telah memaafkanmu sebelum kau minta maaf. Sekarang, pergilah.” Usirku, aku menutup pintu rumah.
‘ting tong ting tong’ ia kembali memencet bel rumahku. Dengan wajah sabar, aku membukanya lagi.
“Apalagi?”
“Kau tidak ingin merayakan hari Valentine?” tanyanya lugu
“Dengan siapa? Aku tak memiliki pacar.”
“Apakah Valentine Day harus bersama pacar?”
“Tidak juga. Ada yang bersama dengan ibunya, sahabatnya, adiknya..”
“Bagaimana jika kau merayakan Valentine bersamaku?” tawarannya cukup menarik. Ya, karena aku menyukai Bisma, dan sungguh menyukainya.
“Aku tidak yakin.” Jawabku, ragu. Aku sengaja mengulur-ulur waktu agar dia memaksaku, memohon agar aku mau jalan, atau yah kencan bersamanya
“Kalau tidak mau, ya sudah.” Ia berbalik badan, dan aku menghentikannya,
“Oh, baiklah! Aku ikut denganmu.” Ujarku memohon, dan sialnya akulah yang harus memohon padanya.
>>>>>
Seusai dari pasar malam, kami bersantai di ayunan. Kau tahu, di pasar malam sangat banyak penjual coklat bertebaran. Dan selama itu, wajah Bisma terlihat kecut melihat deretan penjual coklat. Pada akhirnya, kami memutuskan membeli hanya 1 buah arum manis, untuk berdua. Aku duduk bersebelahan dengan Bisma di ayunan ini, biarpun malam namun bagiku lebih romantis.
“Apa yang kita lakukan malam ini?” tanyaku
“Hmmm, saling jujur tentang perasaan. Bagaimana menurutmu?”
“Bagus juga.” Aku mengangguk,
“Baiklah, dimulai darimu. Siapa pria yang kau sukai?” tanyanya. Deg deg! Jantungku berdegup kencang. Aku harus jawab apa? Berbohong? Atau jujur? Masa aku bilang... “Aku menyukaimu?” duh! Itu tak lucu, sama sekali tak lucu.
“Aku menyukai Dicky.” Dustaku sambil menekuk muka
“kau bohong.” Katanya sambil menatap mataku serius
“Dari mana kau tahu aku berbohong?”
“Matamu, akan selalu berkata jujur.” Ia menatap seksama kedua bola mataku, rasanya luar biasa. Aku merasa merinding, dan senyumku mengembang,
“Kalau begitu, kau duluan yang harus jujur. Siapa wanita yang kau sukai?” Ia menghela nafas,
“Selama ini, aku tak tahu apa itu cinta. Tak pernah merasa suka pada gadis manapun, kecuali setelah ia datang. Ia beda, ia memiliki sisi yang beda dengan gadis lain...” ucapnya panjang lebar
“Siapa dia? Beruntung sekali.”
“Dia adalah gadis tercantik yang pernah ku temui. Namun, bodohnya diriku. Aku tidak pernah memperlakukannya spesial, aku memperlakukannya seperti aku memperlakukan gadis lain. Aku cuek, aku angkuh padanya. Lantas, bagaimana dia bisa tahu aku mencintainya? Aku juga bingung.” Ia bermuka sedih kini. Oh, apakah yang ia maksud.. Aku?
“Iya, tapi siapa namanyaaa?” aku bertanya tidak sabaran.
“Dia sudah tidak ada disini. Dia meninggal, 2 tahun yang lalu.” Kini matanya berkaca-kaca
“Oh, maafkan aku, aku tak bermaksud membuatmu...”
“Ya, tidak masalah.”
“Sampai sekarang, kau masih mencintainya? Dan kau tidak berpikiran untuk mencintai gadis lain?”
“Sempat aku berpikir begitu. Dan aku berharap gadis itu juga mencintaiku.”
“Aku juga.” Ucapku tiba-tiba. Ia menatapku serius, aku menjadi seperti seekor keledai bodoh yang sekarang pipiku semerah tomat.
“Apa? Kau menyukaiku?” tanyanya tiba-tiba
“Percaya atau tidak, aku memang menyukaimu.” Aku menunduk malu, sambil tersipu.
“Aku percaya. Semua gadis pasti tergila padaku, hanya keberanian gadis itulah yang mampu mengalahkan ke-judesanku selama ini. Kaulah gadis pertama yang memberiku coklat, setelah 2 tahun meninggalnya gadis kesayanganku. Tentu, aku salut padamu.” Ia tersenyum kecil.
“Mmm.. Ini arum manisnya, apa kau tak ingin menikmatinya?” aku mengalihkan pembicaraan.
“Tentu, kenapa kau tidak menyuapiku?” tanyanya girang, sambil mengayun sedikit ayunannya.
“Manja sekali, kau.” Ledekku. Ia tersenyum.
“Lalu, kenapa kau tidak menciumku?” tanyanya polos
“Untuk apa?”
“Kau menyukaiku, kan? Aku minta bukti, sebelum aku memacarimu.” Wajahnya tampak berseri. Aku menghela nafas, dan menciumnya, kemudian ia tertawa setelah aku melakukan hal itu,
“Dan, selamat hari Valentine, Valentineku.” Ia mengecup keningku. Apa kami resmi pacaran? Entahlah! Ia tidak pernah bilang kalau kami jadian atau tidak, tapi semuanya berjalan begitu saja.
Happy Valentine. Valentine :)
Langganan:
Postingan (Atom)